Jumat, 25 September 2009

putri bermata cinta

Bulan madu seorang Pangeran dan Putri terganggu.
Baru sebulan merayakan pernikahan mereka, kerajaan mereka yang kecil di serbu tentara Persia, pimpinan Raja Koresy.
Pasukan Koresy sangat terkenal dan tak terkalahkan.
Sehingga mereka menganggap enteng kerajaan kecil ini dan hanya mengirimkan pasukan beberapa panglima.
Tapi tentara Pangeran berperang dengan gagah berani. Berbulan-bulan pasukan Koresy tidak mampu menaklukan kerajaan ini.
Akhirnya Raja Koresy datang sendiri mengerahkan seluruh kekuatannya.
Dan jatuhlah kerajaan kecil. Pangeran tertangkap, dan besoknya seluruh keluarga kerajaan akan dihukum hati di depan lapangan pusat kota kerajaan.
Malam sebelum hukuman mati, Raja Koresy dan seluruh panglimanya berkumpul.
Ingin melihat seperti apa Pangeran yang hebat ini. Saat Pangeran dan Putri dibawa masuk, berseru lah pejuang Persia dengan kagum.
Pangeran masih muda, tetapi keberanian dan keterampilan nya bertarung sudah menjadi legenda dan buah bibir tentara Persia.
“Ini luar biasa. Tidak sanggup tanganku membunuh pejuang sehebat ini..” seru Koresy. Dan seluruh panglimanya mengangguk-angguk.
“Baiklah,” sabda Raja Koresy, “Karena kepahlawananmu yang luarbiasa, aku membebaskan mu.
Kamu harus pergi ke Timur Persia dan tidak kembali ke kerajaan ini lagi. Aku akan memelihara kerajaanmu dengan baik.
Tapi istrimu dan seluruh anggota istana akan digantung besok pagi…”
Sang Putri dengan anggun berdiri, namun matanya gemetar dalam kengerian dan ketakutan.
Tiba-tiba semua mebelalakk dan mendesah. Pangeran berlutut di hadapan Koresy.
Semua memalingkan wajah tidak sanggup melihat pejuang legendaris bertekuk lutut dihadapan musuhnya.
“Raja Koresy. Engkau tahu aku lebih baik mati daripada takluk dihadapanmu. Tapi hari ini ijinkan aku mengajukan permohonan.
Selamatkan lah nyawa istriku. Aku sangat mencintainya. Aku belum sempat membahagiakannya. Ambil aku sebagai gantinya besok pagi…”
Raja Koresy tertegun melihat kebesaran cinta Pangeran. Dengan menghela nafas, Raja Koresy memutuskan melepaskan keduanya pergi malam ini juga.
“Sebelum matahari terbit, kalian sudah harus berada di luar tapal batas kerajaan…”
Semalaman, Pangeran dan Putri memacu kuda mereka melintasi sungai, lembah, dan bukit.
Tidak ada yang berbicara. Hingga tiba di gunung tapal batas.
Matahari mulai bersinar diufuk timur, sehingga Pangeran berhenti dan memandang bekas kerajaannya untuk terakhir kali.
“Kerajaan ini akan baik di tangan Raja Koresy, “ucapnya memecah keheningan, “Kau lihat sendiri bukan, ia ternyata raja yang bijaksana?”
Tiba-tiba Sang Puteri menatap Pangeran, tangannya mencengkeram kuat,
“Aku tidak kenal Raja Koresy. Aku tidak melihat siapa-siapa tadi malam. Karena mataku hanya tertuju pada seorang lelaki, yang sujud dan rela mati agar aku tidak dibunuh.
Seorang lelaki yang menukar harga dirinya agar aku hidup..!”
Cengkeraman Sang Puteri semakin keras.
Matanya berlinangan airmata, tapi dari matanya meyorot keteguhan dan kekerasan hatinya memaksa untuk tidak menangis,
“Pangeran, jangan pernah jauh dariku. Jangan pernah pergi dariku. Aku tidak mau hidup kalau aku tidak melihatmu sehari saja…”
Pangeran tercengang! Mata sang putri tidak lepas menatapnya. Berkilau terkena mentari pagi dari ufuk timur.
Ia kehilangan kerajaannya, tetapi sekarang ia bertahta di sebuah hati….
Mereka memacu kuda menuju padang rumput di timur Persia. Dan menetap diantara orang-orang berkuda dipadang rumput timur.
Istrinya selalu berada disampingnya, dan selalu menatap Pangeran dengan cinta. Sehingga orang-orang mengenal Pangeran sebagai Pangeran Berkuda.
Dan sang Puteri sebagai Puteri Bermata Cinta….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar